Categories: AdveturialDaerah

Perlu, “Call Center” Pelayanan Pelaporan Pernikahan Dini, HIV/AIDS, dan Perundungan

JurnalSatu.id – BLORA, – Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati mengusulkan adanya call center untuk pelayanan pelaporan pernikahan dini, HIV/AIDS, dan perundungan. Sehingga kasus yang merambah pada remaja tersebut, dapat dicegah dan tanggulangi.

Hal itu disampaikannya, saat Advokasi Pencegahan Perkawinan Anak, Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS dan Anak Tidak Sekolah, di Kecamatan Jati, Senin (4/3/2024). Menurut wabup, anak-anak menjadi kelompok rentan terinfeksi HIV/AIDS dan putus sekolah, yang kebanyakan akibat pernikahan dini.

Advertisements

Dia mengungkapkan, pernikahan dini di Kabupaten Blora, pada 2023 sebanyak 417 kasus. Kecamatan Jati menempati ranking ketiga jumlah pernikahan dini terbanyak di Blora ”Ini merupakan hal yang sangat memprihatinkan, mengingat anak-anak kita nantinya yang akan menjadi ujung tombak pembangunan mendatang,” beber wabup yang akrab disapa Etik.

Ditambahkan, untuk memerangi permasalahan yang ada di Blora tersebut, perlu adanya komitmen kuat dari semua sektor. Karenanya, Etik menganggap perlu adanya call center,  terkait pelayanan dan pelaporan pernikahan dini, HIV/AIDS, dan perundungan. ”Untuk anak-anak SMA , SMK dan SMP apabila menemui kasus-kasus pernikahan dini, HIV/AIDS maupun perundungan segera lapor ke guru di sekolah, agar dapat ditindaklanjuti oleh pihak sekolah,” pesannya.

Terkait penanganan dan pencegahan HIV/AIDS, wabup meminta para siswa agar memeranginya. Utamakan pendidikan, agar mereka dapat terhindar dari aktivitas yang berpotensi menularkan penyakit tersebut.

Sementara, perwakilan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Sutik, menjelaskan, pada Januari 2024, saat pihaknya melakukan pemeriksaan di beberapa lokalisasi yang ada di Blora, ditemukan warga pengidap HIV yang usianya baru 19 tahun.

“Biasanya HIV/AIDS ini disebabkan orang yang menikah dini, dan karena mungkin belum siap mental dan lain-lain, sehingga pisah atau broken home, kemudian stress dan akhirnya ke lokalisasi,” jelas Sutik.

Dia berharap, penularan HIV/AIDS di wilayah Blora dapat ditekan, dengan tidak berperilaku yang berisiko. Seperti, berhubungan seksual pada usia sekolah, berganti-ganti pasangan, narkoba, dan sebagainya.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Nuril Huda, menerangkan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab anak tidak sekolah. Penyumbang terbesar adalah pernikahan dini. Untuk itu, pihaknya masih mengupayakan anak yang dikeluarkan dari sekolah karena kasus pernikahan dini, agar dapat melanjutkan pendidikan di sekolah kesetaraan. (Teguh)

Redaksi

Recent Posts

Hilang 3 Hari, Muhsinin Nelayan Hilang Asal Desa Karangaji Ditemukan

Jepara - jurnalsatu.id Muhsinin (61) Nelayan asal desa Karangaji Rt 21 Rw 03 Kecamatan Kedung…

12 jam ago

Bolehkah Tenaga Kerja Luar Daerah Diperdayakan Dalam Program Revitalisasi SDN Kramatsari 01 Pekalongan

  PEKALONGAN - JurnalSatu.Id, Proyek pembangunan SDN Kramat Sari 01 Kota Pekalongan yang menerima bantuan…

2 hari ago

Bolehkah Tenaga Kerja Luar Daerah Diperdayakan Dalam Program Revitalisasi SDN Kramatsari 01 Pekalongan

  PEKALONGAN - JurnalSatu.Id, Proyek pembangunan SDN Kramat Sari 01 Kota Pekalongan yang menerima bantuan…

2 hari ago

Bupati Sudewo Tinjau Pembangunan Jalan di Gunungwungkal, Dorong Akses Wisata dan Ekonomi Warga

PATI – JurnalSatu.id, Bupati Pati, Sudewo, turun langsung meninjau sejumlah pembangunan jalan di Kecamatan Gunungwungkal…

3 hari ago

Berprestasi di Ajang Musikalisasi Puisi Nasional, Bupati Apresiasi SMAN 1 Pati

PATI – JurnalSatu.id, Bupati Pati, Sudewo, menerima kunjungan siswa-siswi SMA Negeri 1 Pati yang berhasil…

4 hari ago

Hadiri Maulid Nabi di Desa Godo, Bupati Singgung Rencana Pembangunan Infrastruktur di 2026

PATI – JurnalSatu.id, Bupati Pati, Sudewo, menghadiri Pengajian Akbar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad…

4 hari ago