Categories: Blog

Apem Kesesi Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Oleh Kemendikbud RI

 

PEKALONGAN – JurnalSatu.Id, Apem Kesesi merupakan salah satu Jajanan khas Kabupaten Pekalongan, yang akan memiliki Status baru sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage.

Advertisements

Status tersebut diberikan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia, pada Rabu (21/5/2024) yang lalu.

Winaryo, Kepala Bidang Kebudayaan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pekalongan menjelaskan, penetapan Status tersebut merupakan tindak lanjut dari sidang penetapan Warisan Budaya tak benda oleh Kemendikbud Ristek.

“Sidang berlangsung selama dua jam. Alhamdulillah apem kesesi lolos dan akan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda,” kata Winaryo, di ruang kerjanya, Jum’at (30/8/2024).

Sejak dahulu, Apem Kesesi merupakan salah satu kudapan dari Dukuh Bantul, Desa Kesesi, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan. Jajanan tersebut muncul pertama kali pada 1960an, yakni pada acara Khaul Mbah Kiai Gendon.

Winaryo menuturkan, Apem Kesesi dibuat dari adonan tepung beras dan gula Aren yang dibentuk bulat dan dialasi Daun Pisang. Adonan Apem dimasak dengan cara dikukus dengan Dandang khusus, campuran antara tepung dan gula Aren membuat Apem Kesesi memiliki rasa manis legit.

Beliau menghimbau kepada masyarakat untuk melestarikan Apem Kesesi sebagai Warisan Budaya, dengan cara menyajikan makanan ringan tersebut di dalam menu jamuan makan di setiap kegiatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat Kabupaten Pekalongan.

Dengan demikian, saat ini para Produsen apem kesesi telah memiliki Paguyuban yang menaungi mereka.

Kepala Bidang Kebudayaan menambahkan, ada satu lagi warisah budaya Kabupaten Pekalongan, yakni Pertunjukan Seni Budaya Sintren Kabupaten Pekalongan.

Sintren juga berstatus sebagai WBTB sejak 2019. Tarian daerah tersebut berkisah tentang kisah Asmara antara Putri Ki Ageng Sentanu, Sulasih, dengan Putra Joko Bau, Sulamjono.
Romantisme kedua sejoli tersebut yang terhalang restu dari orang tua mereka.

Selanjutnya, pada tahun 2025 yang akan datang, Pemkab Pekalongan akan mengusulkan dua kesenian khas Kota Santri sebagai WATB, yaitu Gendukan dan Langkah Telu, Keduanya merupakan Warisan Seni dan Budaya yang berasal dari Desa Karanganyar, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan. (eko/Kf)

Redaksi

Recent Posts

Pemuda Kreatif Pati Siap Bertemu Menteri, Dorong Pati Jadi Kabupaten Kreatif

PATI – JurnalSatu.id, Sejumlah pemuda-pemudi berbakat dari Kabupaten Pati mendapat kesempatan emas untuk mempresentasikan karya…

4 jam ago

Wabup Pati Hadiri HUT Bhayangkara ke-79, Dorong Kolaborasi Erat Polri dan Pemkab

PATI – JurnalSatu.id, Wakil Bupati Pati, Risma Ardhi Chandra, turut hadir dalam upacara peringatan Hari…

4 jam ago

Kota Pati Disiapkan Masuk Program Strategis Nasional, Bupati Sudewo Terima Kunjungan Kementerian PUPR

PATI – JurnalSatu.id, Pemerintah Kabupaten Pati terus mendorong percepatan pembangunan kawasan perkotaan. Selasa (1/7), Bupati…

4 jam ago

Bupati Pati Terima Lukisan Benang dari Seniman Muda, Dorong Ekonomi Kreatif Tembus Nasional

PATI – JurnalSatu.id, Dukungan terhadap sektor ekonomi kreatif di Kabupaten Pati terus menguat. Pada Selasa…

4 jam ago

Petani Jaken Andalkan Varietas Padi M 70, Solusi Cerdas Hadapi Sawah Tadah Hujan

PATI – Petani di Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati, memilih strategi berbeda dalam bercocok tanam dibanding…

9 jam ago

PMI Pati Beri Dukungan kepada Keluarga Korban Sambaran Petir di Triguno

PATI — JurnalSatu.id, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pati kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat yang…

11 jam ago