JurnalSatu.id – PATI, – Gerakan Stop Kekerasan Pada Anak di Sekolah atau Stop Bullying yang digagas oleh Pusat Studi Gender Universitas Muria Kudus (PSG-UMK) disambut antusias oleh para fasilitator, kepala sekolah, guru, pengawas sekolah penggerak di Kabupaten Kudus. “Semua sepakat dengan gerakan tersebut dan berharap kerjasama ini bisa ditindak lanjuti dengan kehadiran para aktivis PSG di sekolah-sekolah untuk memberikan penguatan dalam pencegahan kekerasan pada anak disekolah secara langsung, “ kata Ustadi, M.Pd, salah satu pengawas sekolah yang juga fasilitator.
Kegiatan ini juga menjadi bekal tambahan bagi sekolah penggerak dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah melalui upaya pencegahan kekerasan pada anak di sekolah yang sekarang masuk dalam penilaian rapor pendidikan.
Universitas Muria Kudus, melalui Pusat Stud Gender berkomitmen dalam upaya pencegahan kekerasan pada anak yang dilakukan baik melalui forum ilmiah seperti seminar nasional, workshop dan focus grup discusion (FGD). Kasus kekerasan pada anak menunjukan bagai fenomena gunung es yang kompleks yang cukup memperihatinkan sehingga perlu partisipasi dan kesadaran semua fihak untuk mengupayakan pencegahannya.
Peran perguruan tinggi dan stakeholder sangat diharapkan dalam upaya pencegahan kekerasan pada anak, baik di lingkungan pendidikan atau sekolah, lingkungan keluarga dan masyarakat.
Dr. Sri Utaminingsih selaku Ketua PSG UMK menyampaikan bahwa saat ini telah membentuk tim untuk mengembangkan buku saku dan media sosialisasi dalam upaya pencegahan kekerasan pada anak seperti komik dan video. Diharapkan pada akhir tahun sudah selesai dan bisa dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah dan elemen masyarakat yang membutuhkan. (Adv)