Jepara – jurnalsatu.id
pendidikan politik merupakan upaya meningkatkan pengetahuan politik rakyat dan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya, sesuai dengan paham kedaulatan rakyat atau demokrasi bahwa rakyat harus mampu menjalankan tugas partisipasi. Pendidikan politik merupakan proses penurunan nilai-nilai dan norma dasar dari ideologi suatu negara yang dilakukan secara sadar, terorganisir, berencana dan berlangsung kontinu dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam rangka pembangunan watak bangsa. Pendidikan politik tidak hanya meningkatkan partisipasi pemilih di pemilu tetapi juga membangun masyarakat yang lebih kritis dan bertanggung jawab. Pemilih yang teredukasi lebih mungkin untuk Memilih berdasarkan kualitas kandidat dan program kerja.
Tahun 2024 telah dilaksanakan pilpres, pileg dan pilkada serentak di Indonesia termasuk salah satunya adalah kabupaten Jepara. Melihat prosentase pemilih yang hnya kurang lebih 65% saat pilkada 2024, membuat Bakesbangpol merasa perlu memberikan edukasi atau pendidikan politik paska Pilkada.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Jepara, Jum’at siang (27/12/2024) di Pandan Wangi Resto, Kelurahan Karangkebagusan mengadakan kegiatan sosialisasi pendidikan politik bagi masyarakat dengan tema merawat demokrasi paska Pilkada dalam perspektif budaya kearifan lokal. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan/ketua Ormas se kabupaten Jepara kurang lebih 40 organ.
Hadir di acara ini Budi Prisulistyono Plt. Kepala Bakesbangpol Kabupaten Jepara, Kepala Bidang Politik dalam Negeri Kesbangpol Provinsi Jateng Agung Kristiyanto, Kasat Intelkam Polres Jepara AKP Heri Joko Purnomo, dan Junarso Wakil Ketua DPRD Jepara dari Fraksi PDIP.
Junarso sebagai narasumber atau pemateri menjelaskan bahwa usai pelaksanaan Pilkada Jepara, Bawaslu menginformasikan masyarakat tidak ada yang mempermasalahkan. “Kalaupun ada catatan-catatan, bisa didiskusikan bersama, saat ini kita menunggu pelantikan pemimpin yang terpilih, paska beda pilihan dan setelah selesai semua menerima,” jelasnya .
Junarso DPRD Jepara 4 periode dari Dapil 3 menceritakan tentang biaya politik yang besar dan bagaimana sejak 2009, 2014, 2019 hingga tahun 2024 ikut Pileg. “Maraknya politik uang di Pileg 2024 makin parah,” cetusnya. Junarso juga menginformasikan bahwa tingkat partisipasi rendah dan pemilih yang apatis serta hubungan transaksional bukan hubungan emosional akan mempengaruhi kinerja. “Adanya evaluasi dan usulan bahwa Gubernur dan Bupati nanti akan dipilih oleh DPRD, hal ini karena untuk menentukan kedaulatan rakyat dan demokrasi yang tepat,” tuturnya.
“Apalagi adanya isu keterlibatan perangkat desa dan aparat penegak hukum di Pilkada, dan sebagai negara hukum hal ini perlu dibuktikan,” imbuhnya. Junarso juga mengharapkan ada diskusi-diskusi pendidikan politik lebih lanjut dan masif di tahun 2025, karena tingkat partisipasi yang rendah di Pilpres dan Pilkada lalu, pemilih yang apatis, maraknya money politik, kurang nyaman dalam pesta demokrasi, serta adanya isu keterlibatan perangkat desa dan APH.
Untuk itu Junarso memberikan saran bahwa perlu kerjasama antara ormas dan pemerintah,” Kita harus ambil peran, agar di tahun 2029 tidak muncul permasalahan tersebut, meningkatkan partisipatif yang tinggi, motivasi dalam memilih bukan karena uang, namun untuk memilih pemimpin yang sesuai kedaulatan rakyat dan hati nurani,” sarannya. Ia juga berharap bahwa tingkah partisipasi pemilih akan lebih tinggi pada pemilu yang akan datang. ” Saya berharap pada pemilu 2029 yang akan datang, warga masyarakat bisa mengambil perannya sebagai pemilih dan menggunakan hak pilihnya dengan baik. Tingkat partisipasi pemilih lebih tinggi sehingga tidak ada golput lagi ” tambahnya.
“Lima tahun ke depan, saya merencanakan program pembangunan fisik dan pembangunan non fisik, agar LSM dan Ormas lebih maksimal menekan money politik di Jepara dan kuncinya SDM perlu peningkatan,” pungkasnya.
Kegiatan ditutup oleh Plt. Bakesbangpol dengan menyampaikan bahwa adanya organisasi tujuannya sama-sama untuk kebaikan. “Sehingga bisa produktif dan membangun bersama-sama serta semuanya bisa berbuat baik kepada sesama dan tidak merugikan,”pungkasnya.
Andri