PATI — JurnalSatu.id, Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pati menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Bupati Pati, Selasa (3/6). Mereka menuntut kejelasan dan komunikasi langsung dengan Bupati Pati, Sudewo, terkait kebijakan penyesuaian Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang disebut mengalami kenaikan hingga 250 persen.
Dalam orasinya, para demonstran menyuarakan aspirasi sebagai perwakilan dari anak-anak petani, guru, dan nelayan yang terdampak langsung oleh kebijakan tersebut. Mereka mempertanyakan dasar dari penyesuaian tarif PBB-P2 yang dinilai memberatkan masyarakat.
“Jika memang mengacu pada Perda, seperti yang dikatakan Bupati, bahkan bisa naik sampai ribuan persen? Kami butuh penjelasan langsung,” ujar salah satu orator PMII.
Merespons aksi tersebut, Bupati Sudewo mengutus Sugiono, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Riyoso, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) untuk menyampaikan bahwa dirinya siap mendengarkan aspirasi mahasiswa dengan cara mengundang perwakilan demonstran masuk ke dalam kantor untuk berdialog.
Namun, tawaran tersebut ditolak tegas oleh massa aksi. Mereka menuntut agar Bupati turun langsung menemui mahasiswa dan berdialog terbuka di depan kantor bupati.
Ketegangan sempat memuncak saat massa merasa diabaikan karena Bupati tak kunjung keluar menemui. Sebagai bentuk kekecewaan, mahasiswa membakar ban bekas dan memblokir jalan di depan gerbang kantor Bupati, menyebabkan arus lalu lintas terganggu.
Hingga akhir aksi, tidak ada pertemuan langsung antara Bupati dan massa PMII. Para mahasiswa menyatakan akan terus mengawal isu ini hingga ada kejelasan dan solusi konkret yang melibatkan partisipasi publik. (Red)