Categories: DaerahPeristiwa

Dua Bulan Terendam, Warga Desa Tunggulsari Pati Harap Pemkab Segera Tangani Rob

PATI – JurnalSatu.id, Sudah dua bulan lamanya Desa Tunggulsari di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, terendam banjir rob. Air pasang yang berasal dari Laut Jawa ini menggenangi rumah-rumah warga hingga lebih dari 30 sentimeter, menyebabkan kekhawatiran dan kerugian besar bagi masyarakat setempat.

Meski sempat menunjukkan tanda-tanda surut dalam sepekan terakhir, kondisi cuaca yang tidak menentu serta gelombang tinggi yang datang sewaktu-waktu kembali memperparah situasi. Warga pun mulai resah dengan ketidakpastian yang terjadi sejak awal Mei 2025.

Advertisements

“Sejak awal Mei sudah mulai banjir rob. Kadang surut, tapi kembali naik. Bulan Juni ini justru yang paling tinggi,” ungkap Karnawi, warga Desa Tunggulsari, saat ditemui pada Minggu (29/6/2025).

Rob berkepanjangan ini tidak hanya merendam permukiman, tetapi juga merusak ekosistem mangrove, tambak ikan, hingga infrastruktur jalan desa. Menurut Karnawi, sekitar 50 persen hutan mangrove yang selama ini menjadi penahan gelombang alami telah rusak.

“Tanaman mangrove banyak yang rusak, itu yang menyebabkan air laut makin mudah masuk. Tambak-tambak ikan nila juga hancur, ikannya hanyut semua,” ujarnya sambil menunjuk tambak yang kini seperti lautan.

Lebih dari 120 hektare wilayah Desa Tunggulsari dilaporkan terendam. Para petambak mengalami kerugian besar akibat rusaknya kolam budidaya nila salin, yang menjadi sumber penghidupan utama sebagian besar warga.

“Sekarang yang tersisa cuma ikan di waring (jaring tambak). Selebihnya hilang terbawa arus,” kata Karnawi.

Sejumlah langkah penanganan telah dilakukan. Pemerintah desa bersama relawan dan BPBD Kabupaten Pati sudah melakukan pengerukan sungai, normalisasi saluran air, serta pemasangan alat pemecah gelombang darurat.

“Dari BPBD sudah bantu pengerukan sungai pakai eskavator. Saluran air juga sudah diperbaiki, tapi memang belum cukup kalau tidak ada tanggul atau pemecah gelombang permanen,” jelasnya.

Kini, warga berharap agar pemerintah segera membangun tanggul penahan gelombang dan melakukan peninggian jalan desa, agar aktivitas masyarakat tidak terus terganggu oleh genangan air.

“Kalau tidak segera ditanggulangi, setiap kali rob datang kami pasti kebanjiran. Kami butuh solusi jangka panjang,” pungkas Karnawi. (Red)

Redaksi

Recent Posts

Hakim Tolak Surat Kuasa Polres Jepara dalam Sidang Praperadilan Kasus Tipikor Desa Dudakawu

Jepara – jurnalsatu.id Pengadilan Negeri (PN) Jepara menggelar sidang pertama/perdana praperadilan terkait sah atau tidaknya…

2 hari ago

Advanta Seeds Indonesia Perkenalkan Benih Unggul di Blora, Petani Antusias Lihat Hasil Panen

BLORA – JurnalSatu.id, Advanta Seeds Indonesia menggelar Advanta Innovation Center (AIC) di Desa Pelemsengir, Kecamatan…

2 hari ago

Bermesraan di Mobil Hingga Pesta Miras, ABG di Jepara Diciduk Tim Patroli Siraju

Jepara - jurnalsatu.id Kepolisian Resor (Polres) Jepara, Polda Jawa Tengah, melalui Tim Patroli Presisi Siraju…

3 hari ago

Cegah Penyalahgunaan Narkoba, Polres Jepara Gelar Sosialisasi P4GN Di Desa Kunir

Jepara - jurnalsatu.id Kepolisian Resor (Polres) Jepara, Polda Jawa Tengah, kembali menggelar kegiatan sosialisasi (P4GN)…

5 hari ago

GNPK-RI Soroti Pembangunan Gedung Inspektorat Pekalongan, Diduga Ada Pelanggaran K3 Dan Material Berkarat

PEKALONGAN - JurnalSatu.Id, Proyek pembangunan Gedung Inspektorat Daerah Kota Pekalongan senilai Rp. 5,49 miliar yang…

6 hari ago

BGN Sampaikan : SPPG Polri Sudah Menerapkan Alat Rapid Test Sesuai Instruksi Presiden Guna Cegah Keracun Pada MBG

Jakarta - jurnalsatu.id Badan Gizi Nasional (BGN) menyebut dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk…

6 hari ago