JurnalSatu.id, DEMAK – Senyum mengembang dari sejumlah warga terdampak pembangunan jalan tol Semarang-Demak Seksi 1, di Aula kantor Kecamatan Sayung, Demak, Jumat (15/12/2023). Apalagi saat Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana memberikan dana kerohiman secara simbolik, sebagai bentuk penanganan dampak sosial kemasyarakatan, dalam rangka penyediaan tanah untuk pembangunan jalan tol Semarang-Demak.
Puluhan penerima dana kerohiman berkumpul, sembari melengkapi berkas kelengkapan kepemilikan lahan di aula kantor. Nana berharap, masyarakat penerima dana kerohiman akan memanfaatkannya secara bijak. “Bervariasi (nilai dana Kerohiman). Cukup besar ya. Ada yang Rp3 miliar, Rp1 miliar lebih, ada yang Rp900 juta. Tentunya, ini rezeki yang sangat besar mereka. Diharapkan rezeki itu bisa untuk usaha. Tingkatkan usaha mereka,” pesan Nana, kepada penerima dana kerohiman.
Menurut Nana, usaha yang dimaksud di antaranya seperti untuk mendirikan UMKM, yang nantinya bisa mengajak tetangganya atau keluarganya yang masih menganggur ikut terlibat. Harapannya, dana kerohiman bisa dipakai untuk hal yang positif. “Berguna bagi dirinya, keluarganya dan masyarakat,” ucapnya.
Nana menuturkan, pembangunan jalan tol Semarang-Demak sangat penting, mengingat selain sebagai pengurai kemacetan, juga menahan rob dan banjir.
Hari ini, ada 64 orang penerima dana kerohiman dengan 132 bidang di Kecamatan Sayung. Ia berharap, para penerima dana kerohiman akan memanfaatkannya dengan baik. Sehingga berguna untuk perbaikan ekonomi keluarga masing-masing.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah-DIY, Rien Marlia berterima kasih kepada para warga, yang merelakan lahannya untuk pembangunan jalan tol Semarang-Demak. “Alhamdulillah hari ini sebagian besar, khususnya di Kabupaten Demak ini, kita bisa bersama berkumpul untuk memberikan sebagian dana kerohiman bagi masyarakat terdampak,” katanya dalam sambutan.
Penerima dana kerohiman, Nur Ali, merasa senang karena bisa menerima dana kerohiman, setelah lahannya seluas 5000 meter persegi terkena proyek strategis nasional tersebut. “Terimanya sekitar Rp1 miliar lebih. Lebihnya berapa, saya belum hitung. Yang penting sudah ada Rp1 miliar,” ujarnya sembari tersenyum.
Nur Ali merasa beruntung karena lahannya dihargai mahal. Sebab, bila tidak untuk jalan tol, kemungkinan harganya akan lebih murah. Apalagi, lahannya saat ini juga telah kena rob. Meski dulu sempat digunakan untuk usaha ternak ikan bandeng. “Uang (dana kerohiman) akan dibagikan ke empat anak. Juga untuk usaha warung biar uangnya tidak habis, keluar masuk. Yang penting uang tidak dihambur-hamburkan,” ucap warga Desa Bedono ini.
Penerima lain, Mashudi, tak mampu menyembunyikan rasa senangnya karena lahannya ikut kena proyek jalan tol. Sebab kalau tidak untuk jalan tol, lahannya sudah tak begitu produktif. “Lahan yang terkena 1.681 meter persegi. Kisaran uang yang saya terima Rp 500 (juta),” ucap Mashudi.
Ia akan memanfaatkan uang yang diterima untuk beli tanah lagi dan memberikan kepada anak-anak, demi masa depan mereka yang lebih baik. “Rencana untuk kebutuhan masa depan anak-anak,” pungkasnya. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)