SRAGEN – JurnalSatu.id – Beberapa warga di Desa Bonagung Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen resah dengam adanya bau limbah peternakan ayam dan lalat yang terbang dimana-mana.
Warga menilai usaha peternakan itu membuat lingkungan mereka tidak sehat. Beberapa warga sekitar mengatakan kandang ayam tersebut hanya berjarak 200 an meter dari permukiman warga sehingga limbah baunya langsung berdampak pada warga.
Limbah dimaksud berupa kotoran ayam yang memicu bau tak sedap dan menyebabkan lalat berdatangan. Dalam hal ini warga meminta pemilik peternakan segera memperbaiki sistem pengolahan limbah.
Salah satu tokoh masyarakat setempat, Sarwoko (63) warga Desa Sendangwuni Kelurahan Bonagung Kecamatan Tanon Sragen saat dikonfirmasi awak media menyatakan selama berdirinya kandang ayam disekitarnya belum pernah sekalipun diajak musyawarah maupun sosialisasi.
Dia tak menampik jarak rumahnya yang tak begitu jauh dari lokasi ikut terdampak, fakta yang terjadi saat awak media bertandang disiang bolong isi rumahnya juga penuh berkeliaran lalat.
“” Memang benar, limbah dimaksud berupa kotoran ayam yang memicu bau tak sedap dan menyebabkan lalat berdatangan. Kami meminta pemilik peternakan segera memperbaiki sistem pengolahan limbah. Selama ini saya blas tidak dijawil, bisa di cek rumah sekitar warga lain juga penuh lalat mas,”” ungkapnya, Kamis 20 Juni 2024.
Sosok tokoh yang mantan Kepala Desa Bonagung ini juga menyampaikan, terjadi fenomena dikabarkan banyak warga beberapa kali terjadi. Dimana pada setiap kandang pasca panen hingga usai panen, maka warga ikut panen tapi bukan ayam seperti pemilik kandang melainkan panen lalat.
“Iya benar banyak warga mengeluh tapi nggak berani ngomong, silahkan wartawan tanya warga sekitar door to door. Kejadian ini merata di beberapa RT sini, silahkan cek sendiri rumah saya sendiri juga begini kondisinya, banyak lalat,”” ketusnya.
Disisi lain, menurut keterangan lain dari AR (42) warga Dusun Banyuurip, kejadian ini sangat merugikan dan warga juga was was akan penyakit yang menyerang lewat lalat yang terbang tersebut.
“”Iya was was mas, takut ya penyakit atau virus yang menyerang bisa menular ke manusia, soalnya ini yang dari Dusun sebelah utara yakni Banyuurip RT 20 dan RT 21 Kelurahan Kalikobok Tanon juga mengeluh mas. Dampaknya juga banyak lalat kewarga dusun-dusun seberang,”” ujarnya dengan kesal.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun benar adanya beberapa warga dusun Rt dari beberapa lokasi setempat yang terdampak. Tak hanya masuk Kelurahan Bonagung saja, namun dari Kelurahan Kalikobok juga. Sementara menurut warga fenomena banyak lalat dan bau busuk menjadi bencana tahunan.
“Sebelum sebelumya juga seperti ini, bahkan hampir setiap tahun apalagi panen terjadi fenomena kayak gini. Setiap panen diambil tengah malam sampai subuh, suaranya sangat gaduh mengganggu,” bebernya.
Terpisah, Kepala Desa Bonagung Suwarno alias bontot saat dikonfirmasi awak media juga menegaskan selama ini terkait adanya aktifitas kandang dipelosok dusun warga tidak pernah merasa dikoordinasi maupun dikonfirmasi.
Dia juga menyesalkan pihak-pihak pengelola yang selama ini tanpa adanya koordinasi dengan pihaknya khususnya Pemerintahan Desa. Disamping itu menuai dampak lingkungan yang berakibat pada warganya.
“”Betul blas nggak pernah ada koordinasi juga konfirmasi mas, hanya mendengar kasak kusuk saja. Silahkan warga juga berhak menegur mas, kami siap menjadi jalan penghubung kedinas terkait,”” tegasnya.
Hingga kabar ini diturunkan belum ada tindakan maupun penanganan dari dinas terkait, warga berharap ada tindakan penyemprotan atau pengobatan di lingkungan warga, maupun kandang agar penyakit atau virus yang menyerang pada unggas tersebut tidak menular ke manusia. (Bbg/Sry/Hendro)