JurnalSatu.id – PATI, Di tahun 2023 lalu, Kabupaten Pati sempat dinyatakan sebagai Kabupaten atau Daerah Tanggap Darurat Bencana Banjir. Status itu diberlakukan karena sejumlah wilayah di Kabupaten Pati terendam banjir hingga berhari-hari lamanya.
Terjdinya banjir di sejumlah wilayah di beberapa kecamatan di Kabupaten itu setahun yang lalu disebabkan oleh curah hujan tinggai, dan kondisi hutan di Pati selatan yang gundul sehingga air langsung turun ke bawah karena tiada ada penyangga atau tempat untuk menampung aliran air saat hujan mengguyur.
Ir. HM. Nur Sukarno Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati mengajak semua pihak untuk mencari solusi terbaik guna penanganan sebagai upaya pencegahan terjadinya banjir. “Ini butuh penanganan serius dari pemerintah dan juga kepedulian masyarakat. Salah satunya adalah dengan upaya pengembalian fungsi hutan,” ujarnya kepada JurnalSatu.id.
Oleh karena itu, Sukarno mendorong pemerintah untuk membuat gerakan pengembalian fungsi hutan. “Misalnya, bisa dengan menggalakkan gerakan reboisasi. Karena, salah satu penyebab banjir di Pati selatan adalah akibat peralihan lahan di pegunungan Kendeng atau hutan social, maka perlu dilakukan upaya pengembalian fungsi hutan dengan penanaman bibit, terutama bibit buah pohon keras,” sambungnya.
Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pati ini juga menyebut, pilihan bibit buah pohon keras itu akan memberikan manfaat yang lebih, baik bagi para pesanggem juga bagi kehidupan masyarakat. “Saat ini waktunya sangat tepat, yaitu sudah masuk pada musim penghujan. Dimana, penanaman bibit pohon dapat tercukupi persediaan airnya, sehingga lebih mudah untuk hidup,” pungkasnya. (Adv)