Jepara – jurnalsatu.id
Dalam rangka memperingati Hari Museum Nasional 2024, Pemerintah Kabupaten Jepara menggelar lomba bercerita menggunakan bahasa jawa dengan dialek Jeparanan di Musem R.A Kartini Jepara, Selasa (15/10/2024).
Pelaksaan lomba di mulai dari tanggal 15 sampai dengan 17 Oktober 2024, peserta lomba meliputi tingkat Sekolah Dasar ( SD) sederajat, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat dan Sekolah Menengah Atas ( SMA) sederajat.
Ada 22 Peserta lomba ditingkat SD/Sederajatnya Se-Kabupaten Jepara di hari pertama dengan materi cerita rakyat atau legenda Jepara, dengan durasi cerita maksimal 15 menit.
Dari 22 peserta hanya 3 yang dipilih menjadi juara, yakni juara Tiga diraih oleh Aizar Raka Al Fatih dari SD UT Bumi Kartini, Juara Dua diraih Oleh Seisya Ainun Azalia dari SDN 9 Panggang dan Juara pertama diraih oleh Nahnumi Thiakal Laisya dari SDN 2 Bangsri.
Nahnumi saat diwawancarai merasa sangat senang bisa mengikuti lomba ini. “saya sangat senang bisa mengikuti lomba ini dan bisa mendapat juara pertama, ini akan saya hadiahkan kepada orang tua dan sekolahanku, matur suwun ” ungkapnya
Leny Prasetyowati (44 tahun) orang tua dari Nahnumi, juga menyampaikan ” Saya sangat mendukung kegiatan lomba yang mengangkat dan melestarikan bahasa daerah”. katanya.
Perlu kita ketahui, Diera modern dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, anak usia dini sudah memegang gadget dan sarana informasi dapat diakses secara luas, baik lewat internet ataupua Media sosial, dan akhirnya anak-anak terkontaminasi dari apa yang mereka liat setiap harinya melalui gadget, dan akhirnya hampir semuanya menggunakan percakapan sehari hari bercampur aduk, ada yg menggunakan bahasa indonesia, inggris bahkan bahasa korea.
Leny menambahkan, ” Lomba bercerita dengan bahasa jawa ini, mesti digaungkan agar semua sekolah bisa mengikutinya, guna melestarikan dan lebih mencintai bahasa daerah kita,karena meskipun kita yang tinggal di Jepara sekalipun, kadang tidak tahu kalo Jepara memiliki dialek khas Jeparanan ” Tandasnya.
Sarannya, “Kedepan Pemerintah Kabupaten Jepara membuat terobosan agar lomba pelestarian budaya seperti ini bisa menjadi daya minat oleh anak-anak sekolah, agar bahas daerah asli Jepara tidak tergeser atau hilang diganti dengan bahasa lain”, ucap leny.
Andri