SRAGEN – JurnalSatu.id – Kondisi jalan usaha tani Desa plosokerep Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah tuai sorotan publik.
Pasalnya, jalan usaha tani yang berfungsi sebagai penghubung lahan pertanian diseputar dukuh pungkruk tersebut sudah mengalami kerusakan yang cukup serius.
Nampak ratusan segmen struktur beton mengalami keretakan tak beraturan, rongga keretakannya mencapai ukuran jari orang dewasa. Disamping itu banyak permukaan beton nampak sudah mengalami kerusakan dini.
Meskipun sebelumnya sudah dimanfaatkan oleh para petani sekitar untuk kegiatan dibidang pertanian sejak jalan tersebut dibangun oleh pemerintah Desa Plosokerep tahun 2023, namun kondisi jalan itu dinilai sebagai salah satu produk pembangunan Desa yang gagal.
Hal itu disampaikan Suryo, salah satu aktivis pemerhati pembangunan diwilayah Sragen, Sabtu (2/11/2024).
Ia mengatakan, pembangunan jalan usaha tani seharusnya mempertimbangkan speck teknis pekerjaan, dimana sudah selayaknya pembangunan jalan usaha tani harus mempertimbangkan fungsi dan kekuatan struktur beton. Sehingga dapat meminimalisir kerusakan jalan usaha tani.
“Kelayakan lahan lama jalan sebelum dibeton harus di pertimbangkan, demikian pula dengan fungsi jalan usaha tani,” ucapnya.
Suryo mencontohkan, jika standar beton jalan lingkungan direalisasikan untuk jalan usaha tani pastinya tidak akan bertahan lama, dan dimungkinkan terjadi kerusakan bangunan lebih awal.
“Kondisi struktur beton jalan usaha tani di Plosokerep tidak mampu menahan beban muatan yang kendaran muatan hasil panen petani sekitar,” jelasnya.
Selain itu Suryo berpendapat, berdasarkan informasi yang didapat, muncul dugaan saat pelaksanaan pengecoran jalan usaha tani itu dilakukan dengan pembelian barang matrial jadi yang dibeli oleh PKA desa dari salah satu batching plant di Kabupaten Sragen.
“Sementara dalam pelaksanaannya seharusnya dilakukan secara swadaya yang melibatkan masyarakat setempat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, pihaknya menegaskan tentang kondisi kerusakan jalan usaha tani yang terjadi saat ini dimungkinkan akan menjadi lebih parah saat keretakan beton tercampur dengan air hujan, dan ditambah lagi beban muatan kendarana pengankut hasil panen saat melintas.
“Saat musim penghujan hujan ini dimungkinkan kondisi beton akan lebih parah,” katanya.
Dan hingga saat ini, lanjut Suryo, belum ada perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah Desa Plosokerep atas kerusakan yang terjadi dijalan tersebut.
“Jika hasil beton mengalami kerusakan dini, bisa jadi ada dugaan bahwa volume dan arau kualitas beton tersebut tidak sesuai dengan RAB yang digunakan sebagai pedoman pekerjaan,” ucapnya.
“Dengan anggaran hampir setengah miliar itu, seharusnya pembangunan jalan usaha tani itu hasilnya lebih maksimal,” imbuhnya.
Terpisah, salah satu warga desa Ploso kerep inisial HR (Bukan nama sebenarnya) membenarkan bahwa jalan usaha tani dukuh Pungkruk Desa Plosokerep saat ini mengalami kerusakan.
“Saat ini banyak cor-coran yang rusak, padahal baru dibangun tahun kemarin (2023 red),” ucapnya Sabtu 2/11/2024.
Dirinya menyatakan, jalan usaha tani itu dianggarkan dua tahap menggunakan Dana Desa (DD) di tahun 2023, dengan total anggaran Rp.437.481.000.
“Betonisasi jalan usaha tani ini sepanjang 995 meter, tebal cor 12 cm, lebar 3 meter,” bebernya.
(Hendro)