Jepara – jurnalsatu.id
Rumah merupakan tempat tinggal untuk berlindung dari panas dan hujan. Rumah Merupakan kebutuhan wajib bagi seseorang baik orang tersebut sendiri maupun berkeluarga. Setiap orang pasti punya impian dan harapan untuk bisa tinggal ditempat yang layak untuk ditinggali. Tak terkecuali dengan mbah rofah, seorang lansia warga Desa Suwawal Timur Kecamatan Pakisaji Kabupaten Jepara.
Mbah rofah yang berusia 82 tahun ditemani dengan salah satu cucunya menempati rumah yang sangat jauh dengan kriteria rumah layak huni. Atap rumah dan pada bolong (lobang) sehingga saat hujan turun harus mengamankan diri dari hujan. Rumah yang terbuat dari kayu dan gedek(anyaman bambu) tidak tertutup sempurna. Kondisi dapur juga sangat memperihatinkan. Mbah Rofah pun tidak memiliki kompor seperti warga lainnya. Hanya menggunakan tungku yang bahan bakarnya adalah kayu rencek( kayu kecil-kecil). Mbah Rofah juga tidak memiliki kasur yang layak. Selama ini beliau tidur di balai dengan kasur kapuk yang sangat tipis dan keras.
Saat kami (awak media jurnalsatu.id) berkunjung ke rumah Mbah rofah pada Kamis ( 16/01/2025), beliau menyampaikan bahwa sudah tidak memiliki suami. Dan tinggal ditemani sang cucu ( buruh gudang). ” Bojoku wes ninggal nduk, aku wes ora duwe gandengan ( suamiku sudah meninggal nduk, saya sudah tidak punya pasangan) ” tutur mbah rofah.
Saat kami tanyakan mengenai bantuan dari pemerintah, mbah rofah menyampaikan dapat beras dan uang. ” Aku wingi yo lagi bar entuk bantuan beras karo duit. Sitik-sitik iso ge madang ( aku kemrin ya dapat bantuan beras sama uang. Sedikit banyak bisa buat kebutuhan makan) ” tambah mbah rofah.
Didik (cucu mbah rofah) menyampaikan bahwa pernah dikunjungi aparat desa. ” Mbiyen pernah diparani pamong deso mbak, terus mereka nggih sampun moto rumah. Tapi nggih niku sampek sak niki mboten wonten kelanjutane ( dulu pernah didatangi perangkat desa mbak. Mereka juga sudah foto rumah tapi sampai sekarang belum ada kelanjutannya) ” jelas didik
Mengenai bantuan dari pemerintah didik menjelaskan bahwa bantuan tersebut tidak setiap bulan. ” Bantuan beras kadang tiga (3)bulan kadang enam (6) bulan tidak tentu dapatnya. Bantuan duit lansia yo gak tentu metune. kadang tiga(3) bulan kadang enam (6) bulan lagek metu ” tambah didik
Didik berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan kebutuhan dasar warganya dan bisa membantu untuk rehab rumahnya yang sudah tidak layak dihuni. ” Mugo-mogo pemerintah saget merhatike wargane seng kurang mampu. Kulo nggih pingine omahe mbahe saget didandani ben mboten kebocoran malih. Soale saya nggih mboten mampu ne dandan piyambak ( semoga pemerintah bisa lebih memperhatikan warganya yang kurang mampu. Saya juga berharap rumahnya simbah bisa direhab biar tidak kebocoran lagi. Karena saya tidak mampu kalau rehab rumah mandiri) ” pungkasnya
Selain Mbah rofah masih ada dua lansia lainnya warga Desa Suwawal Timur yang kondisinya perlu mendapat perhatian lebih. Berkenaan dengan bantuan dari pemerintah, masih terdapat bantuan yang tidak tepat sasaran. Seperti yang disampaikan Sri. ” Wong seng angsal bantuan niku lucu kog mbak. Mosok duwe mobil duwe usaha entuk bantuan duit Karo beras sedangkan liyane nggih tasih wonten seng dereng angsal padahal nggih termasuk lansia mboten mampu ( yang dapat bantuan itu lucu kog mbak, punya mobil punya usaha kog dapat bantuan uang sama beras dari pemerintah sedangkan masih ada yang belum dapat padahal lansia tidak mampu) ” tutur Sri
Berkenaan dengan kondisi warga tersebut yang cukup memprihatinkan, dimana peran aparat desa / pemerintah desa sehingga warga tersebut kurang menjadi perhatian Pemdes tersebut. Padahal warga tersebut sudah pernah melaporkan kondisinya. Ini tentunya menjadi tanda tanya besar.
Andri