Apakah Menguap Menular?

Oplus_131072

JurnalSatu.id — Menguap adalah respons alami tubuh yang biasanya terjadi saat seseorang mengantuk, bosan, atau bahkan saat melihat orang lain menguap. Namun, yang sering membuat penasaran adalah fenomena “menguap menular.” Benarkah menguap bisa menular dari satu orang ke orang lain? Apa penjelasan ilmiahnya?

Advertisements

Fenomena Menguap yang “Menular”
Pernahkah Anda menguap hanya karena melihat seseorang menguap? Atau bahkan hanya membaca kata “menguap” ini saja membuat Anda ikut menguap? Jika iya, Anda tidak sendirian. Para ilmuwan menyebutnya sebagai “contagious yawning” atau menguap yang menular.

Berbeda dengan menguap karena lelah atau kurang oksigen, menguap menular lebih berkaitan dengan respons sosial dan empati. Penelitian menunjukkan bahwa orang lebih mungkin meniru menguap dari orang yang mereka kenal atau merasa terhubung dengannya, seperti teman dekat atau keluarga.

Bukti Ilmiah
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Pisa, Italia, menemukan bahwa ikatan emosional mempengaruhi seberapa mudah seseorang tertular menguap. Menguap cenderung lebih menular di antara individu yang saling memiliki kedekatan emosional.

Penelitian lain dari Duke University (2015) menyatakan bahwa menguap menular tidak semata-mata karena empati, tetapi juga berkaitan dengan aktivitas di area otak yang bernama korteks prefrontal, yaitu bagian yang mengatur fungsi sosial dan pengendalian impuls.

Sementara itu, anak-anak dengan spektrum autisme atau gangguan sosial lainnya cenderung tidak tertular menguap, yang memperkuat teori bahwa menguap menular berhubungan dengan kemampuan untuk mengenali dan merespons emosi orang lain.

Mengapa Tubuh Kita Melakukan Ini?
Meskipun fungsi biologis pasti dari menguap masih menjadi bahan studi, menguap dipercaya membantu mendinginkan otak dan menjaga kewaspadaan. Dalam konteks sosial, menguap yang menular mungkin menjadi mekanisme evolusioner untuk menyelaraskan kondisi kelompok, seperti meningkatkan perhatian bersama atau menyesuaikan waktu istirahat.

Kesimpulan
Ya, menguap memang bisa menular, tetapi bukan karena virus atau kuman, melainkan karena otak kita terprogram untuk meniru perilaku sosial tertentu. Ini menunjukkan bahwa menguap bukan hanya proses biologis, tetapi juga berkaitan erat dengan koneksi emosional dan kemampuan empatik antarindividu.

Jadi, jika setelah membaca artikel ini Anda tiba-tiba menguap tenang saja. Itu tanda bahwa otak dan empati Anda bekerja dengan baik! (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *