Konsep Solo Great Sale Akan Diterapkan di Eks-Karesidenan Pati, Dorong UMKM dan Kolaborasi Wilayah

PATI JurnalSatu.id, Wakil Bupati Pati, Risma Ardhi Candra, mengungkapkan bahwa konsep Solo Great Sale (SGS) akan diadopsi dan diterapkan di wilayah eks-Karesidenan Pati. Hal ini ia sampaikan usai menghadiri peluncuran Solo Great Sale yang berlangsung Minggu pagi (29/6) di kawasan Ngarsopuro, Surakarta, bersamaan dengan kegiatan Car Free Day.

Advertisements

Menurut Candra, penerapan konsep SGS di berbagai wilayah diharapkan menjadi pemicu kebangkitan ekonomi lokal, khususnya melalui penguatan sektor UMKM dan peningkatan kerja sama antarwilayah.

“Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas UMKM dan mempererat kolaborasi antarwilayah agar pertumbuhan ekonomi lebih merata,” ujar Wakil Bupati.

Ia menambahkan bahwa pendekatan inovatif dan kolaboratif seperti ini merupakan wujud nyata semangat gotong royong dalam membangun Jawa Tengah yang lebih maju.

Peluncuran SGS turut dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, jajaran Kadin Jawa Tengah dan Kadin se-Solo Raya, serta para kepala daerah dari berbagai wilayah di provinsi tersebut.

Dalam sambutannya, Gubernur Luthfi menegaskan bahwa Solo Great Sale adalah upaya strategis untuk membangun kekuatan ekonomi daerah melalui penguatan sektor pariwisata, perdagangan, investasi, dan UMKM. Ia menargetkan total transaksi SGS mencapai Rp10 triliun.

Tak hanya di Surakarta, konsep SGS juga akan diperluas ke berbagai wilayah lain seperti Semarang Raya, Pekalongan Raya, Pati Raya, Banyumas Raya, dan kawasan strategis lainnya di Jawa Tengah.

Ekonomi Jawa Tengah Tumbuh Positif

Gubernur juga melaporkan bahwa sejak Januari 2025, investasi di Jawa Tengah telah menembus angka Rp21,9 triliun dengan penyerapan tenaga kerja tertinggi di Pulau Jawa, mencapai 97.505 orang. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tercatat sebesar 4,98%, lebih tinggi dari rata-rata nasional.

Meski begitu, ia menekankan bahwa keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) mendorong pentingnya mencari sumber pertumbuhan baru, salah satunya melalui kolaborasi dan penguatan sektor UMKM.

“Dari 4,2 juta pelaku UMKM di Jateng, sekitar 3,72 juta merupakan usaha mikro. Melalui kerja sama lintas wilayah, kita harap mereka dapat naik kelas dan mampu bersaing secara nasional,” tutup Gubernur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *