PATI – JurnalSatu.id, Program Sekolah Rakyat di Kabupaten Pati yang dirancang untuk membantu anak-anak kurang mampu dan yatim-piatu masih kesulitan menjaring calon siswa. Meskipun menawarkan pendidikan gratis lengkap dengan asrama dan perlengkapan sekolah, minat masyarakat masih rendah.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perlindungan Jaminan Sosial (PPJS) Dinsos P3AKB Pati, Tri Haryumi, mengungkapkan bahwa program ini merupakan inisiatif dari Kementerian Sosial (Kemensos) yang bertujuan memberdayakan anak-anak dari keluarga prasejahtera melalui akses pendidikan layak. Namun, pihaknya menemui sejumlah kendala di lapangan.
“Kami mencari anak-anak yang benar-benar tidak mampu namun berprestasi. Sayangnya, saat sudah mendaftar, banyak yang mengundurkan diri sebelum proses seleksi selesai,” ujarnya.
Beberapa penyebabnya antara lain karena siswa memilih pindah ke pesantren, tidak lolos batas usia maksimal, atau munculnya kekhawatiran orang tua terhadap lokasi sekolah di kawasan Sentra Margo Laras, yang sebelumnya digunakan untuk rehabilitasi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
“Orang tua mengira sekolah ini dekat dengan ODGJ. Padahal, para ODGJ sudah dalam kondisi baik dan bahkan sebagian besar telah dialihkan ke kabupaten lain. Tidak perlu khawatir,” tambah Tri Haryumi.
Ia menegaskan bahwa lokasi sekolah telah dipisahkan dan tidak berhubungan langsung dengan sentra rehabilitasi tersebut.
Untuk mengatasi kendala ini, Dinsos P3AKB Pati kini gencar melakukan sosialisasi langsung ke rumah-rumah warga. Dalam upaya tersebut, petugas menyampaikan manfaat Sekolah Rakyat, seperti asrama gratis, seragam, serta bebas dari pungutan biaya.
“Kami door to door, mendata anak-anak, lalu kami kumpulkan informasinya. Harapannya, makin banyak keluarga yang menyadari manfaat besar dari program ini,” pungkasnya. (Red)