Jepara – jurnalsatu.id
Suraji, pria istimewa warga RT 16 RW 05 Desa Tunahan, Keling ini akrab dipanggil Raji. Ayah dua anak ni memiliki keterbatasan dan keistimewaan. Namun di tengah keterbatasannya, ia tetap semangat dan berkarya. Dengan ketrampilan yang dimiliki yakni membuat dan memperbaiki wayang kulit menjadikannya salah satu penjaga budaya Jepara yang setia. Ketrampilan yang Ia miliki merupakan ilmu yang diwariskan oleh ayahandanya sejak tahun 1994 dan masih ditekuni dengan setia hingga saat ini.
Raji menceritakan bahwa Ia membuat pesanan wayang sesuai dengan pesanan. Biasanya wayang buatannya dipesan oleh Dalang atau pemilik persewaan Wayang. Dalam satu bulan Ia bisa mendapatkan pesanan sebanyak dua atau tiga Wayang Kulit.
“Paling tidak satu bulan ada dua atau tiga pesanan wayang kulit dari kulit atau memperbaiki wayang yang rusak. Biasanya yang pesan adalah dalang dan pemilik persewaan wayang. Namun karena namanya rejeki ya tidak selalu ada yang memesan” Jelasnya
Selain membuat peaanan wayang kulit, Raji juga melayani pesanan membuat wayang dengan bahan kertas atau karpet untuk anak-anak sekolah yang ingin belajar seni pedalangan.
“Untuk wayang yang terbuat dari kulit harganya bervariasi. Tokoh Srikandi Rp. 250.000,-, Arjuna :Rp. 600.000,-, Werkudoro Rp. 800.000, dan Gatutkaca Rp. 700.000,-. Sedangkan wayang dengan bahan karpet atau kertas, Werkudoro Rp.500.000,- ,Arjuna Rp. 300.000,- Srikandi Rp. 150.000,- dan Gatutkaca Rp.400.000,- Waktu pengerjaan satu wayang minimal 1 minggu,” tutur Suraji yang juga membuka bengkel peralatan elektronik di rumahnya.
Apresiasi Wakil Ketua DPRD Jepara
Untuk memberikan dukungan dan motivasi terhadap kreativitas ayah dua anak ini dalam melestarikan budaya melalui karya-karyanya, Wakil Ketua DPRD Jepara Junarso telah mengunjungi kediaman Suraji. “Kami sungguh memberikan apresiasi terhadap perjuangan mas Raji dalam menjaga budaya. Caranya dengan memperbaiki wayang rusak atau membuat wayang yang baru hingga tetap dapat tampil dengan anggun dan menarik perhatian masyarakat,” ujar Junarso yang berencana memesan beberapa jenis wayang.
Menurut Junarso, Suraji adalah tipe laki-laki yang memiliki semangat juang yang tinggi di tengah-tengah keterbatasannya. “Karena itu selayaknya pemerintah memberikan apresiasi dan memberikan ruang bagi pengembangan kreatifitas dan kesejahteraanya. Tentu patut dihargai jika ada sekolah yang kemudian memesan wayang dari Mas Raji untuk alat peraga pendidikan budaya dan sejarah,” ujar Junarso
Dengan demikian guru akan lebih mudah untuk mengenalkan budaya wayang dan bahkan karakter yang melekat pada tokoh-tokoh pewayangan. Ini juga untuk meningkatkan kesadaran siswa agar memberikan apresiasi terhadap budaya sendiri. “Juga dapat mengembangkan kreativitas dan keterampilan siswa jika mereka melihat proses pembuatannya,” ujar Junarso
Andri