Jepara – jurnalsatu.id
24 September diperingati sebagai Hari Tani Nasional (HTN) di seluruh Indonesia. Melansir situs Direktorat SMP Kemendikdasme, Hari Tani Indonesia ditetapkan pertama kali saat masa pemerintahan Presiden Soekarno. Adapun penetapannya melalui Keputusan Presiden Nomor 169 Tahun 1963. Dipilihnya tanggal 24 September berdasarkan tanggal disahkannya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) pada tahun 1960
Pada momentum peringatan Hari Tani Nasional dimanfaatkan Wakil Ketua DPRD Jepara Drs. H. Junarso untuk membuat petani di Jepara semakin maju dan berkembang. Karena itu ia menggelar acara sosialisasi tanam jagung dan memfasilitasi kerjasama antara petani dengan Perumda Aneka Usaha Jepara guna mengembangkan tanaman jagung pada musim tanam ini dan meningkatkan perekonomian kerakyatan dengan meningkatkan hasil tani jagung dan peternakan.
Kegiatan diskusi bersama 30 kelompok tani penggarap, mengusung tema “Kembali ke Sawah Menyemai Masa Depan” dilaksanakan di kediaman Muh Yusuf Dukuh Kampung Anyar RT.01/RW.08 Desa Keling Kabupaten Jepara. Turut hadir juga Direktur Utama Perumda Aneka Usaha Jepara, Wike Dwi Utomo, ketua kelompok Abdul Rokim dan tokoh masyarakat Muh Yusuf ini. Dalam kesempatan tersebut, Junarso juga menegaskan komitmennya untuk mengawal program-program pemberdayaan petani. “Ini bagian dari program peningkatan ekonomi kerakyatan,” tegasnya
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menyampaikan, perlunya meningkatkan perekonomian kerakyatan dapat dicapai dengan meningkatkan hasil tani jagung dan peternakan melalui berbagai strategi.
“Pemberdayaan petani, penerapan teknologi pertanian modern, pengembangan industri pengolahan hilir jagung, stabilisasi pasokan jagung, serta penguatan kelembagaan petani untuk meningkatkan daya saing dan pendapatan masyarakat,” ungkap Junarso.
Karena itu melalui kerjasama petani dengan Perumda Aneka Usaha yang memberikan kepastian dan pembinaan mulai pengolahan lahan hingga kepastian pasar hasil pertanian diharapkan kesejahteraan petani meningkat. “Jika kondisi tersebut tercapai, maka dipastikan anak-anak muda mau turun kembali kesawah untuk mengelola lahan mereka,” ujar Junarso
Menurutnya peningkatan hasil tani Jagung perlu pemberdayaan petani dengan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada petani untuk meningkatkan keterampilan dan mentalitas dalam bertani jagung, serta memperluas akses mereka terhadap permodalan.
“Penguatan Ketersediaan Jagung untuk memastikan pasokan jagung yang stabil untuk memenuhi kebutuhan industri pakan ternak, yang secara langsung mendukung kesejahteraan peternak dan masyarakat yang terlibat dalam rantai pasok,” tambahnya.
Ia berharap, strategi terpadu dalam pengembangan industri hilir jagung dapat mengolah hasil jagung menjadi produk turunan seperti keripik jagung atau makanan olahan lainnya untuk meningkatkan nilai jual dan membuka peluang usaha di tingkat rumah tangga.
Sementara Direktur Utama Perumda Aneka Usaha Jepara, Wike Dwi Utomo yang hadir sebagai narasumber menjelaskan secara rinci sejumlah skema kerjasama yang dapat dilakukan dengan petani. “Kami tidak semata-mata hadir untuk kepentingan bisnis, tetapi juga mendapatkan amanat dari Bapak Bupati Jepara untuk turut mensejahterakan petani melalui kerjasama yang adil,” ujarnya.
Jepara yang menurut Wike memiliki lahan seluas 100 juta yang terdiri dari lahan sawah dan tegalan sebenarnya memiliki potensi pertanian yang besar. “Karena itu selaras dengan program Pemerintah Kabupaten Jepara dan program Nasional, kami memiliki komitmen kuat untuk membuat petani berdaya dengan mengembangkan manajemen pertanian,” urainya. Kami tentu membuka diri untuk membangun kerjasama dengan para petani di kabupaten Jepara, pungkasnya.
Abdul Rokim Ketua Kelompok Petani Jagung menyambut hangat kerjasama yang ditawarkan oleh Perumda. Ia mengaku skema kerjasama yang ditawarkan oleh Perumda Aneka Usaha Jepara ini menumbuhkan optimisme petani. “Selama ini kami mengelola lahan secara tradisional, mulai pengolahan lahan hingga pasca panen. Karena kami tidak memiliki akses pasar, maka sering pula dipermainkan oleh tengkulak hingga harga jatuh,” terang Abdul Rokim.
Andrie